Taqiudin
Nama saya Ahmad Taqiyudin biasa di panggil oleh
kawan-kawan Taqi saya adalah mahasiswa UIN Mataram, awal saya masuk
LASAHBERAJAH saya di ajak oleh salah seorang paman saya yang bernama Ibnu
Ruslan disaat pemutaran filem tentang biografi TGH Abdulhalim di rumahnya pada
tanggal 10 november 2018 bertepatan dengan hari pahlawan, awalnya saya malu
untuk ikut bergabung di LASAHBERJH tapi konon kata paman saya jangan malu karna
disini kita itu sama tak ada yang pintar dan tak ada yang bodoh intinya kita
disini sama-sama belajar. walaupun pada saat itu hati saya sangat tidak tenang
atau bimbang sampai-sampai saya memikirkannya selama tiga malam apakah saya
akan tetap berteduh pada zona nyaman atau apakah saya harus keluar dari zona
nyaman tersebut, pada akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman
tersebut guna untuk mencari siapa sebenarnya diri saya ini.
![]() |
diskusi dan evaluasi setelah mencari data di tokoh tokoh Sesela |
peroses bepupek pada malam minggu tanggal 11
november 2018 kami kumpul di rumahnya saudara Muhammad Rifki Muaz guna untuk
mendiskusikan siapa yang akan turun untuk mencari informasi tentang siapa yang
membuat sumur Masjid Nurussalam tersebut dan sejarah masjid Nurussalam/ biasa
di panggil oleh masyarakat lombok dengan sebutan masjid bele' sesela. pada malam itu pun saya dan beberapa orang di
bagikan tugas oleh Ahmad ijtihad saya bersama teman-teman dikasih tugas untuk
menanyakkan ke beberapa tokoh yang ada di desa sesela dan Ahmad Ijtihad pun
bertugas sebagai editor. pada hari senin kami hendak melangkahkan kaki dan
memasang niat dari rumahnya saudara Eki menuju rumah nara sumber saya bersama
riadi dan sulton pergi ke pegedengan Ust. Mahali dan teman-teman yang lain pergi
ke rumahnya papuk amat, ust. mahli menceritakan kepada saya dan teman-teman
tentang asal usul sumur tersebut, kata Ust. Mahali hanya mengetahui sumur itu
dibuat oleh orang jawa, sumur dan masjid itu sama dibuatnya dan sumur itu
tempatnya dihalaman masjid dan bentuknya kotak, sumur tersebut ditaruhkan bata
pada bagian atasnya saja dan di bawahnya tetap tanah disanalah tempat anak-anak
kecil dulu bermain, memang air itu jernih dari dulu, air itu juga bisa menjadi
obat kulit dan bisa juga dijadikan sentegoh (minyak kebal).
masjid tersebut bentuknya persis seperti masjid
demak dan tiangnya berjumlah 4 buah sampai sekarang tiang tersebut masih ada di
atas dan tak ada satu pun orang yang mengetahui siapa yang membuat tiang masjid
tersebut, bahkan ada orang yang ber umur 100 tahun dia juga tak mengetahuinya
sampai-sampai Tgh. Saleh Alm (Ayahanda Tgh. Tubrizi) juga tak mengetahuinya, ketika
perobahan atau renovasi pertama kali Masjid Nurussalam itu pada tahun 85 dan
arsitek masjid itu adalah orang jawa yang menikah sama orang midang, nama orang
yang menjadi arsitek tersebut bapak Udin setelah gambar itu jadi para
masyarakat sesela mengatakan dirinya paling pintar sehingga gambar tersebut
tidak dipakai sehingga masjid tersebut tidak menggunakan gambar masjid yang
ukurannya 30 lawan 30 kenapa tidak ditingkatkan padahal masjid tersebut jarak
4m tiang disanalah kita mengetahui bahwa karakter orang sesela itu keras-keras.
membnatu menyelesaikan pekerjaan tokoh masyarakat
Menurut Tua (pak)
Edah sumur tersebut yang dulu ada. ketimbang masjid itu, karna tak Edah
dikasih tau oleh Pak muhtar atau biasa di panggil tak Bolot Pak Muhtar tersebut
asli orang sesele dan tak muhtar dikasih tau oleh Tgh. Saleh Alm dan yang
membuat sumur tersebut 4 wali yang berasal dari jawa, wali tersebut mencari
tempat yang paling cocok tempat mendirikan sebuah masjid disekeliling lombok
dia mencari disebuah tempat dia lihat ada jejak babi akhirnya 4wali itu pindah
dan pada akhirnya dia menemukan tempat yang paling cocok untuk membuat masjid
ia itu di sesela, karna dia tidak melihat ada jejak babi dan hewan yang
lainnya. 4 wali tersebut diantaranya tiga yang pergi mencari kayu ke hutan
untuk mencari kayu guna di jadikan tiang dan yang satu itu diam ditempat area
dimana dia akan membuat masjid tersebut yang pada akhirnya yang satu itu
berfikir ketika yang tiga itu pulang pasti dia ke hausan pada akhirnya dia
menancapkan tongkatnya ke tanah sehingga meluaplah air dari tanah tersebut dan
dia hanya membawa tiga buah tiang padahal yang dibutuhkan empat dan dia membuat
bekas serabut menjadi tiang supaya tiang tersebut cukup menjadi empat dan
pandangan seseorang tentang tiang yang empat itu sama besarnya padahal pada hakekatnya tiang
tersebut ukurannya tidak sama kata tak edah, dan tiang yang paling besar itulah
yang paling ringan dan yang kecil itu yang paling berat, hasiat air itu sesuai dengan niat seseorang
ketika kita niatkan air itu sebagai obat maka air itu akan menjadi obat tapi
dengan sarat nggak usah disabuni juga tidak boleh dibawa pulang harus di
mandikkan di sana dan juga harus dengan cara menimba, jumlah gumbeleng sumur
itu 18 buah lalu kedalaman sumur tesebut 4m dari airnya sampe dasar dan lebar
sumur tersebut 2,5m. semasa hidupnya tak edah dia menemukan sumur itu meledak
sebanyak tiga kali dan orang yang terlebih dahulu mengetahui bahwa sumur masjid
itu ngemplok adalah orang lombok timur dan lombok tengah karna yang ngasih tau
orang lombok timur itu bahwa sumur masjid nurussalam itu meledak ada tiga orang
anak kecil yang lari ke lombok timur, ciri-ciri sumur itu meledak ketika
terjadi huru hara di indonesia ini.
Tak edah adalah orang yang sering menggali sumur
tersebut ketika air sumur itu keruh dan tak edah menggalinya pada malam hari
dari jam 12 sampe jam 3 malam, alasan tak edah turun malam supaya paginya air
itu bisa di gunakan oleh masyarakat, tak edahpun berkata sekiranya ketika sumur
itu roboh dia sudah berserah diri kepada tuhan yang maha esa. Tetapi sebelum tak edah yang di tugaskan oleh
4wali untuk menjaga atau membersihkan sumur tersebut adalah orang daung.
Setelah itu kami berkumpul di kediaman saudara
eki untuk bermusyawarah tentang apa-apa yang belum disiapkan untuk acara
bepupek tersebut. jujur tiga hari sebelum acara bepupek terlaksana disanalah
timbul kelemahan pada diri ini tapi saya melihat semangat dari kawan-kawan demi
menyukseskan acara bepupek itu pada akhirnya semangat timbul kembali, di saat
acara dimulai hatiku begitu senang karna melihat begitu banya orang yang datang
untuk mengsukseskan acara bepupek tersebut dan saya semakin percaya setiap
usaha tidak akan pernah menghianati hasil ketika kita serius menjalani setiap
peroses maka hasilnya akan memuaskan dan saya peribadi mengucapkan kepada seluruh
kawan-kawan ampure dan lasahberajah yang telah membukakan pintu untuk saya
untuk berperoses dan kalianlah yang mengajarkan saya tentang begitu pentingnya
arti persahabatan dan terimakasih juga yang telah memberikan kepercayaan kepada
saya untuk turun mencari tau tentang sejarah sumur dan masjid nurussalam
sesele, tanpa kalian mungkin saya tidak akan seperti ini. Insyaallah saya akan
berusaha memberikan yang terbaik untuk ampure dan lasahberajah.
Komentar
Posting Komentar