Langsung ke konten utama

Tumpangsile 1: Pentingnya Gerakan Pemuda Di Tengah Masyarakat

Helmi Yusup

Akhirnya tibalah saatnya tanggal 30 setelah sekian tanggal berlalu di bulan September ini. Malam ini Selasa, 30 september 2019 pukul 20:12 Wita adalah malam pertama kegiatan Tumpangsile yang merupakan rangkaian dari acara Bepupek #2 2019 yang di gagas oleh para pemuda dan pemudi Desa Sesela kecamatan Gunungsari dengan komunitas Ampure Sesela yang akan berlangsung Di Aula Kantor Desa Sesela. Tumpangsile itu sendiri merupakan kelas berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sama sama duduk bersila ala warga diiringi serutan kopi sehingga Susana mengalir seperti yang sering di ungkapkan oleh Saudara Golik “ngalir ngaliir !!!”..hehe

suasana pembacaan buku Fiersa Bisari

Modertaor Zairurrahman saat membuka kelas Tumapangsile pertama 

Menurut jadwal malam ini kita ada tumpangsile pertama “Pentingnya Gerakan Pemuda di tengah Masyarakat” bersama Saiful Bahri, S.Pt atau yang bisa kami sapa Semeton Epol. Dia adalah ketua karang taruna Desa Sesela namun sebelumnya ia juga pernah menjadi partisipan BerajahAksara 2107 dan tulisan tulisannya tentang potensi Desa Sesela banyak dimuat di Wibsite Brajahaksara.org. sepertinya Epol agak sedikit terlambat datang karena aktivitanya yang sangat padat dari tadi pagi. Sembari menunggu kami menyempatkan membaca ebook pdf buku Fiersa Bisari “Garis Waktu” secara bergiliran.
Saiful menjelaskan bahwa Dalam KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dikatakan pemuda adalah yang berumur 17 samapi 40 tahun. Sedangkan pemuda dalam pandangan pilosofi adalah orang yang mempunyai pemikiran maju dan bermoral baik. Lanjut ia menjelaskan tipe tipe pemuda, tipe tipe pemuda : 
1.      Pemuda hedonis
2.      Pemuda apatis
3.      Pemuda kritis

Pemuda yang hedonis adalah pemuda yang mementingkan dirinya sendiri tidak mau tahu tahu tentang sesuatu,  menurutnya bermewah dan bergaya sosialita adalah prioritas. Lanjaut semeton Epol memaparkan tentang pemuda yang aptis ia mengatakan pemuda yang hedonis hampir sama dengan pemuda yang apatis bedanya sedikit, pemuda apatis melihat dan kadang membaca realitas sosial yang ada tapi setelah itu dia tidak mau tahu acuh tak acuh. Adapun pemuda keritis adalah pemuda yang membaca dan bergerak, pemuda yang kritis inilah yang pergerakannya sanagt penting dalam masyarkat dalam mengontrol dan menyelesaikan setiap problem realitas sosial yang terjadi di tengah tengah masyarkat.
Pembahasan materi pada malam ini tidak berfokus pada bahasan pengertian pemuda, melainkan peran pemuda dalam setiap gerakan terstruktur, sistemtis dan massif di tengah masyarakat. Seperti digambarkan oleh saudara Epol dalam diagram piramida yang mempunyai arti bahwa terbentuknya tatanan sosial dengan adanya Sipil Society (Pemuda) Nation State (Negara) Government (Pemerintahan).
Selama materi berlangsung Semeton Efol juga menceritakan tentang pemuda pada zaman Rasulullah dan tak lupa juag ia menguktif ayat Quran untuk membagi porsi pengetahuan kami. Epol juga menyinggung keunikan desa Sesela yakni seperti jumalah penduduk desa sesela yang kurang lebih 15.000 angaka tersebut tergolong banyak di tingkat desa. Jumlah tersebut ia kayitkan dengan masalah-masalah yang ada. Seamkin banyak penduduk suatu daerah maka akan semakin banayak pula masalahnya ujarnya mengutif tokoh yang saya lupa namanya.
Selama materi berlangsung Semeton Efol juga menceritakan tentang pemuda pada zaman Rasulullah dan tak lupa juag ia menguktif ayat Quran untuk membagi porsi pengetahuan kami. Epol juga menyinggung keunikan desa Sesela yakni seperti jumalah penduduk desa sesela yang kurang lebih 15.000 angaka tersebut tergolong banyak di tingkat desa. Jumlah tersebut ia kayitkan dengan masalah-masalah yang ada. Seamkin banyak penduduk suatu daerah maka akan semakin banayak pula masalahnya ujarnya mengutif tokoh yang saya lupa namanya.

Beberapa pertanyaan dan pernyataan di lontarkan oleh sebgian kawan-kawan yang dari tadi menahan hasrat untuk bertanya. Misalanya dari saudara Ayatullah Humaidi kerap di sapa klet bokel bertanya tentang klasifikasi pemuda yaitu bagaimana hakikat pemuda yang kritis ? apakah seperti mahasiswa sebagai agen of control dan agen of change ? 



Saiful Menyeruput Kopi menmabah kefokusan dalam berdiskusi

Moderator memberikan keleluasan untk siapa saja yang mau menanggapi pertanyaan dan  pernyataan,  misalnya saja saya menanggapi tentang pemuda apatis. Saya berpikir bahwa pemuda yang tergolong apatis adalah pemuda yang tahu tapi tidak mau tahu, saya memposisikan pemuda apatis tidak se parah pemuda hedonis kalau hedinis jelas mainannya hanya pemenuhan hasrat untuk dirinya sendiri ia hanya tahu dan mau tahu soal terpenuhinya aksesoris dalam hidupnya. Sedangkan pemuda apatis ia pengetahui sebuah gerakan pemuda tapi dia tidak ikut bergerak tapi setuju dengan gerakan itu entah gerakan positif atau negatif.
Malam semakin memalam suasana intelektual mulai terbangun di tengah tengah forum tumpangsile ini. Banyak yang menghubungkan gerakan pemuda (komunitas Ampure) dengan gerakan ala warga seperti semeton Fahrul Yani misalnya ia memberikan sebuah suntikan pengetahuan tentang narasi kewargaan dalam membangun gerakan pemuda yang berbasis pada potensi yang ada di lingkungan sekitar. Bupepuk mislanya,  ini bisa dibaca sebagai sebuah gerkan ala warga karena dalam kegiatan hampir melibatkan  seluruh elemen dalam masyrakat Desa Sesela yang berkaitan tentang kearipan lokal, kesenian dan kebudayaannya.
Kopi mulai mendingin terlihat tengkobangnya saja menandakan diskusi semakin menarik dan menguras perhatian tinggi terhadap apa yang dibahas. Berbagai pemikiran terlempar di tengah diskusi semuanya akan mejadi pengetahuan yang sadar atau setidaknya ini pasti menjadi penting. Lagak pasilitator (moderator) mulai mengambil suara untuk menghentikan kegiatan tumpangsile pertama ini sebagai moderator ia tutup kegiatan ini dengan bacaan Basmallah.
Setelah selesainya tumpangsile pertama ini. Kita melanjutkan membaca “Garis Waktu” Fiersa Bisari secara bergiliran sampai jam 01:00 Wita, kami berharap semoga semua yang pernah menjadi pembahsan yang bisa menjadi ruh pergerakan pemuda ditengah masyarakat.

Komentar