Rifki Mu'az
Alhamdulillah segala Puji bagi
Allah.SWT yang telah memberikan nikmat sehingga kita dapat merasakan manisnya islam sampai saat ini. Sholawart serata salam tak lupa kita
hadiahkan buat junjungan alam Nabi besar
Muhammad SAW yang telah berhasil mengobrak abrik pintu kejahilan menuju pintu
kejayaan islam sehingga kita bisa mengenyam
indahnya islam sampai saat ini. Sebelum saya menceritakan certita yang
saya dapatkan dari pak Emy selaku budayawaan sekaligus pendiri sekolah
pedalangan sasak Sesela. Saya berterimakasih kepada semua orang tua yang telah
kami wawancarai. Dan semoga beliau beliau sehat dan tetap dalam naungan Allah
SWT. Amin Ya Robbal Alamin
Pak Emi adalah seorang seniman yang
berasal dari desa sesela kecamatan Gunung Sari kabupaten Lombok Barat lebih
tepatnya didusun Dasan Utama, pekerjaan beliau dari muda sampai sekarang adalah
membuat kerajinan barang antik, Disamping menekuni kerajinan barang antik
beliau juga aktif sebagai seniman dan budayawan. Saya dan rekan saya Harry
bersilaturrahmi ke Pak Emy atas saran dari salah satu teman kami yang
mengatakan bahwa pak telah mendokomentasikan dan menyimpan kejadian ketiaka
meluapnya air masjid Jamiq Sesela, dari itu saya dan Hary merasa perlu untuk
mendatangi pak emy untuk mendengar cerita ketika meluapnya air sumur itu.
Malam
Selasa 12 November sekitar pukul 19:32 Wita ba’da Isya saya dan Hary menuju
Dusun Dasan Utama tepatnya kerumah pak Emy dan alhamdulillah beliu sedang
berada dirumahnya (tidak sedang sibuk) kebetulan beliau sedang duduk di ruang
tamu rumahnya dan kami dipersilahkan duduk dan berdialog bersama pak Emi, pak
Emi dalam menuturkan sebuah cerita sejarah AIR
MASJID SESELE Dan beliau berkata air itu
dari dulu telah diyakini oleh sebagian besar masyarakat sebagai obat, Dan Pak Emi
menceritakan kami sejarah AIR MASJID
SESELE, yang dikenal sekarang Dengan Nama Air masjid Jamiq Nurussalam. Desa
Sesela kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.
Dari
penuturan Pak Emi. Air Masjid Sesela Dibuat oleh beberpa Waliyullah yang berasal
Dari perapen pulau Jawa, Waliyullah tersebut singgah di pulau Lombok
menggunakan sebuah perahu, Dan perahu tersebut singgah di suatu pesisir pantai
yang bernama pantai kongok meninting dari beberapa Wali tersebut ada yang
menetap didesa daweng kecamatan Batulayar Lombok Barat, selain itu Masjid
tersebut merupakan masjid tertua Dipulau Lombok yang di bangun oleh beberapa
wali Dan dijadikan tempat melaksanakan sholat jum’at masyarakat sepulau Lombok
pada waktu itu, baik yang berasal dari Lombok timur maupun Lombok tengah mereka
berangkat pada hari rabu dan tiba hari kamis karena mereka memakai kuda sebagai
kendaraan, sebelum mereka ke masjid mereka singgah sebentar di suatu desa yang
bernama desa midang dan disanalah tempat mereka di kasih Me atau ngeme (diberi
makanan) dan ngedang (dijamu) dari bahasa ngeme dan ngedang itulah muncul nama
Desa Midang.
Kaitannya
dengan sumur itu, karena peroses pembangunan masjid harus dekat dengan sumber
mata air Dan ceritanya masjid itu mempunyai sebuah kolam tempat para santri
berwhudu’ dan setiap ada kejadian-kejadian konflik besar di Negara ini Air
sumur itu akan meluap sampai kepermukaan, contoh sepeninggalnya istri soharto
ibu Tin pada tahun 1996 disitulah tempat terjadi meluapnya Air masjid tersebut,
Dan Air itu meluap sepanjang sejarah dicatat sebanyak empat kali sisa luapan
Air itu dipercayai masyarakat sebagai sentegoh kekebalan Dan obat penyakit
kulit, anehnya sebelum meluapnya Air masjid kenapa orang-orang jauh seperti
orang Lombok timur, Lombok tengah yang pertama kali mengetahuinya Dari pada
warga setempat Desa Sesela. Menurut pak Emy mendengar Penuturan dari masyarakat
Lombok Timur, Lombok Tengah ada tiga anak kecil yang menginformasikan mereka
bahwa Air Masjid Sesela akan meluap (cepat ke arah barat bahwa Air Masjid
Sesela akan meluap) Dari tiga anak kecil tersebut masyarakat langsung pada
berbondong-bondong menuju barat untuk mengambil Air yang meluap tersebut.
Begitu
juga dengan makam sesele yang cukup terkenal, banyak orang datang berziarah
karena mempercayai makam Dende Siti Fatimah yang sangat-sangat panjang
rambutnya, itupun masih terjadi dan ada warga sempat melihat sosok Dende Siti
Fatimah pada tahun 1980-1985 karena pada tahun itu masih melekat keyakinan
masyarakat ingin melihat sosok Dende Siti Fatimah, masyarakat Sesele
mempercayai tanda-tanda akan datangnya Dende Siti Fatimah, Ada sebuah cerita
pengakuan Dari sosok warga sesele tentang kemunculan Dende Siti Fatimah pada
suatu malam perayaan 17 Agustus seorang
warga sesele sepulangnya dari suatu acara dia melewati jalan pertigaan menuju
masjid atau makam, Di tengah perjalanan menuju rumahnya dia melihat dokar yang
menuju arah utara atau arah makam dan penumpang dokar itu sangatlah panjang
rambutnya menurut warga tersebut mungkin itulah sosok Dende Siti Fatimah yang
sering disebut-sebut Dalam sebuah cerita masyarakat sesele, dari peristiwa itu
akan menandakan kemunculan Dende Siti Fatimah.
Mungkin sekian dari saya atas perhatiannya
TERIMAKASIH Semoga tulisan ini berkah dan bermanfaat bagi kita semua
amiinn.
Komentar
Posting Komentar